Menentukan prioritas dalam pemilihan mahasiswa terbaik
Langkah Penyelesaian :
1. Tetapkan permasalahan, kriteria dan sub kriteria (jika ada), dan alternative pilihan.
a. Permasalahan : Menentukan prioritas mahasiswa terbaik.
b. Kriteria : IPK, Nilai TOEFL, Jabatan Organisasi,
c. Subkriteria : IPK (Sangat baik : 3,5-4,00; Baik : 3,00-3,49; Cukup : 2,75-2,99)
TOEFL(Sangat baik : 506-600; Baik : 501-505 ; Cukup : 450 – 500)
Jabatan Organisasi (Ketua, Kordinator, Anggota)
CAT : Jumah kriteria dan sub kriteria, minimal 3. Karena jika hanya dua maka akan berpengaruh terhadap nilai CR (lihat tabel daftar rasio indeks konsistensi/RI)
2. Membentuk matrik Pairwise Comparison,kriteria. Terlebih dahulu melakukan penilaian perbandingan dari kriteria.(Perbandingan ditentukan dengan mengamati kebijakan yang dianut oleh penilai) adalah :
a. Kriteria IPK 4 kali lebih penting dari jabatan organisasi, dan 3 kali lebih penting dari TOEFL.
b. Kriteria TOEFL 2 kali lebih penting dari jabatan organisasi.
CAT : Terjadi 3 kali perbandingan terhadap 3 kriteria (IPK->jabatan, IPK->TOEFL, Jabatan->TOEFL). Jika ada 4 kriteria maka akan terjadi 6 kali perbandingan. Untuk memahaminya silahkan coba buat perbandingan terhadap 4 kriteria.
Sehingga matrik matrik Pairwise Comparison untuk kriteria adalah :
IPK |
TOEFL |
Jabatan |
|
IPK |
1 |
3 |
4 |
TOEFL |
1/3 |
1 |
2 |
Jabatan |
1/4 |
1/2 |
1 |
Perbandingan di atas adalah dengan membandingkan kolom yang terletak paling kiri dengan setiap kolom ke dua, ketiga dan keempat.
Perbandingan terhadap dirinya sendiri, akan menghasilkan nilai 1.
Sehingga nilai satu akan tampil secara diagonal. (IPK teradap IPK, TOEFL
terhadap TOEFL dan Jabatan terhadap ajabatan) |
|
Perbandingan kolom kiri dengan kolom-kolom selanjutnya. Misalkan
nilai 3, didapatkan dari perbandingan IPK yang 3 kali lebih penting dari
TOEFL (lihat nilai perbandingan di atas) |
|
Perbandingan kolom kiri dengan kolom-kolom selanjutnya. Misalkan
nilai ¼ didapatkan dari perbandingan Jabatan dengan IPK (ingat, IPK 4
kali lebih penting dari jabatan sehingga nilai jabatan adalah ¼ dari
IPK) |
a. Ubah matriks Pairwise Comparison ke bentuk desimal dan jumlahkan tiap kolom tersebut.
IPK |
TOEFL |
Jabatan |
|||
IPK |
1,000 |
3,000 |
|
||
TOEFL |
0,333 |
1,000 |
2,000 |
||
Jabatan |
0,250 |
0,500 |
1,000 |
||
JUMLAH |
1,583 |
4,500 |
7,000 |
b. Bagi elemen-elemen tiap kolom dengan jumah kolom yang bersangkutan.
IPK |
TOEFL |
Jabatan |
|
IPK |
0,632 |
0,667 |
0,571 |
TOEFL |
0,211 |
0,222 |
0,286 |
Jabatan |
0,158 |
0,111 |
0,143 |
c. Hitung Eigen Vektor normalisasi dengan cara : jumlahkan tiap baris kemudian dibagi dengan jumlah kriteria. Jumlah kriteria dalam kasus ini adalah 3.
IPK |
TOEFL |
Jabatan |
Jumlah Baris |
Eigen Vektor Normalisasi |
|
IPK |
0,632 |
0,667 |
0,571 |
1,870 |
0,623 |
TOEFL |
0,211 |
0,222 |
0,286 |
0,718 |
0,239 |
Jabatan |
0,158 |
0,111 |
0,143 |
0,412 |
0,137 |
– Nilai 0,623 adalah hasil dari 1,870/3.
– Dst
d. Menghitung rasio konsistensi untuk mengetahui apakah penilaian perbandingan kriteria bersifat konsisten.
– Menentukan nilai Eigen Maksimum (λmaks).
Λmaks diperoleh dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom matrik Pairwise Comparison ke bentuk desimal dengan vector eigen normalisasi.
Λmaks = (1,583 x 0,623 )+(4,500 x 0,239)+(7,000 x 0,137) = 3,025
– Menghitung Indeks Konsistensi (CI)
CI = (λmaks-n)/n-1 = 0,013
– Rasio Konsistensi =CI/RI, nilai RI untuk n = 3 adalah 0,58 (lihatDaftar Indeks random konsistensi (RI))
CR = CI/RI = 0,013/0,58 = 0,022
Karena CR < 0,100 berari preferensi pembobotan adalah konsisten
4. Untuk matrik Pairwise Comparison sub kriteria, saya asumsikan memiliki nilai yang sama dengan matrik Pairwise Comparison kriteria. Anda bisa mencoba merubah nilai pembobotan jika ingin lebih memahami pembentukan matrik ini.
a. Sub kriteria IPK
Sangat Baik |
Baik |
Cukup |
Jumlah Baris |
Eigen Vektor Normalisasi |
|
Sangat Baik |
0,632 |
0,667 |
0,571 |
1,870 |
0,623 |
Baik |
0,211 |
0,222 |
0,286 |
0,718 |
0,239 |
Cukup |
0,158 |
0,111 |
0,143 |
0,412 |
0,137 |
Sangat Baik |
Baik |
Cukup |
Jumlah Baris |
Eigen Vektor Normalisasi |
|
Sangat Baik |
0,632 |
0,667 |
0,571 |
1,870 |
0,623 |
Baik |
0,211 |
0,222 |
0,286 |
0,718 |
0,239 |
Cukup |
0,158 |
0,111 |
0,143 |
0,412 |
0,137 |
c. Sub Kriteria Jabatan Organisasi
Ketua |
Koordinator |
Anggota |
Jumlah Baris |
Eigen Vektor Normalisasi |
|
Ketua |
0,632 |
0,667 |
0,571 |
1,870 |
0,623 |
Koordinator |
0,211 |
0,222 |
0,286 |
0,718 |
0,239 |
Anggota |
0,158 |
0,111 |
0,143 |
0,412 |
0,137 |
IPK |
TOEFL |
Jabatan Organisasi |
HASIL |
|
Ifan |
1 |
3 |
3 |
0,440 |
Rudy |
3 |
3 |
1 |
0,204 |
Anton |
1 |
2 |
2 |
0,479 |
– Hasil diperoleh dari perkalian nilai vector kriteria dengan vector sub kriteria. Dan setiap hasil perkalian kriteria dan subkriteria masing-masing kolom dijumlahkan. Contoh Ifan, pada kolom IPK (eigen vector : 0,623) dikalikan dengan sub kriteria IPK yaitu sangat baik (eigen vector : 0,623).dst
(IPK x Sangat Baik + TOEFL x Sangat Baik + Jabatan Organisasi x Anggota) = 0,440
Dari hasil di atas, Anton memiliki nilai paling tinggi sehingga layak menjadi mahasiswa terbaik..
Metode AHP bisa digunakan untuk menentukan segala kasus yang membutuhkan output berupa prioritas dari hasil perangkingan. Syarat kriteria yang digunakan adalah data yang “seimbang” (misal data mahasiswa Kampus XYZ bisa dibandingkan dengan kampus ABC, tidak bisa dibandnigkan dengan sekolah XXX).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar